BAB 1 Struktur Atom, Sistem Periodik dan Ikatan Kimia


Spektrum kontinu adalah sinar matahari yang dipantulkan pada sebuah prisma dan akan di arahkan pada detektor maka akan menghasilkan warna yang berkesinambungan, seperti pelangi.














Spektrum diskontinu adalah radiasi yang dihasilkan oleh unsur gas yang berpijar yang hanya mengandung beberapa panjang gelombang(warna) yang terputus-putus.
1.    Konsep orbital

a.    Ernest Rutherford(1906) : elektron mengelilingi inti atom dengan kecepatan yang sangat cepat. Gaya tarik elektron dan inti diimbangi oleh gaya sentrifugal. Elektron adalah partikel yang bermuatan dan bila bergerak selalu kehilangan energinya, maka pergerakan elektron selalu mendekati inti secara spiral. Atom bersifat kekal.
b.    Max Planx(1900) : energi bersifat diskrit adalah energi akan dipancarkan atau menyerap dalam bentuk paket kecil yang disebut kuanta. Energi radiasi bersifat gelombang dan materi(foton) tergantung pada frekuensinya.


E = energi
h = ketetapan planx(6,63 x 
f = sekon
Rounded Rectangle: E = h x f / E = h x c/λc.    Niels Bohr : menjelaskan spektrum gas Hidrogen. Pada spektrum garis menunjukan bahwa elektron menempati lintasan(kulit atom/orbit) tingkat energi tertentu dalam atom. Energi beredar tanpa memancarkan atau menyerap energi. Pancaran atau penyerapan energi akan terjadi bila elektron berpindah dari suatu tingkat energi ke tingkat yang lain. Kelemahan dari teori Niels Bohr : tidak bisa menjelaskan spektrum unsur dengan elektron lebih dari satu. Tidak bisa menjelaskan garis halus pada spektrum. Keadaan dimana elektron mengisi kulit-kulit dengan tingkat terendah disebut tingkat dasar(ground state). Elektron yang menempati tingkat energi lebih tinggi disebut tingkat tereksitasi(exited state).
Rounded Rectangle: ∆E = Ef - Ei



∆E  = pindahnya elektron
Ef  = tingkat energi akhir
 Ei = tingkat energi awal
d.    Hipotesis Louis de Broglie dan Azas Ketidakpastian Werner Hisenberg menyatakan bahwa lintasan elektron tidak digambarkan berupa lingkaran, melainkan berupa awan elektron yaitu daerah diaman kemungkinan terdapat elektron. Tebal-tipisnya awan sesuai dengan besar-kecilnya kebolehjadian menemukan elektron.

e.    Erwin Shorodinger menjelaskan tentang posisi elektron atau peluang ditemukannya elektron pada setiap titik dalam luar sekitar inti yang ditentukan oleh kuadrat fungsi gelombang. Daerah dengan peluang terbesar menemukian elektron ini disebut orbital. Istilah untuk menyatakan peluang menemukan elektron adalah densitas elektron.

2.    Bilangan kuantum
a.    Bilangan kuantum utama (n) : menunjukan kulit, menggambarkan jarak rata-rata elektron dari inti atom.
n
1
2
3
4
5
Lambang
K
L
M
N
O

b.    Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukan subkulit (0-(n-1))
l
0
1
2
3
Lambang
s
p
d
f
c.    Bilangan kuantum magnetik (m) : menunjukan jumlah orbital dari setiap subkulit yang tergantung pada harga bilangan kuantum azimuth.
n
l
m
Jumlah orbital
1  (kulit)
0
0
1
2 (kulit)
0
1
0
-1, 0, +1
1
3
3 (kulit)
0
1
2
0
-1, 0, +1
-2, -1, 0, +1, +2
1
3

5

3.    Konfigurasi Elektron adalah menggambarkan susunan elektron dalam atom.
a.    Prinsip Aufbau : dimulai dari tingkatan terendah sampai tingkatan tertinggi





b.    Aturan Hund : orbital yang memiliki energi setingkat, elektron-elektron tidak akan membentuk pasangan jika orbital setingkat itu belum terisi.
Contoh : F = 9
1 , 2  , 2
⬆⬇

⬆⬇

⬆⬇
⬆⬇
Menjadi
⬆⬇


⬆⬇
⬆⬇
⬆⬇

c.    Azaz larangan pauli : sebuah atom tidak boleh ada dua buah elektron yang mempunyai bilangan kuantum yang sama.
Contoh :  B = 5 1 , 2  , 2          
          
           
           B.K.U     B.K.A
B.K.U       : 2
 B.K.A     : 1
B.K.M      : -1, 0, -1
Spin :  dan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar